Kata Pacaran sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pacaran seakan menjadi kebanggaan diri kita sendiri. Namun menurut pandangan saya seseorang yang memilih berpacaran adalah seorang PEMBERANI.
Bagaimana tidak?
dia berani menanggung luka jika suatu saat pacarnya mengkhianatinya.
dia berani menanggung kecewa, karena berharap kepada seseorang yang belum tentu jadi jodohnya.
dia berani tersiksa rindu dan curiga jika sang pacar jauh tak ada kabarnya.
dia berani melanggar batasan dan norma agama.
dia berani menjadikan dosa yang sudah banyak bertambah banyaknya.
dia berani menjadikan pacarnya sebanding dengan Rabbnya.
dia berani melanggar apa yang di Larang-Nya meski Jahannam adalah ancaman.
BUKANKAH ITU ADALAH SESUATU YANG SANGAT BERANI MELANGGAR PERINTAH RABB YANG MENCIPTAKAN KITA.
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)
Sungguh, kami hanya seorang pengecut yang bernyali ciut.
Biarlah kami sendiri dalam penantian ini. Biarlah kami dianggap sok suci.
Kami juga tak ingin sok pemberani.
Biarlah kami berharap pada yang masih menjadi rahasia, karena kami berharap pada Janji-Mu yang PASTI.
Predikat jomblo itu jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar